Komentar beberapa petinggi ASEAN tentang WSIS 2005

Onno W. Purbo

Salah satu keuntungan saya berada di WSIS 2005
adalah bertemu dengan banyak petinggi dari banyak negara.

Kebetulan saya bertemu beberapa teman dekat saya
yang sekarang adalah orang penting di negara masing-masing.
Teman-teman ini adalah teman dari negara ASEAN.

Pak Tengku Azzman beliau dari Malaysia.
Dulu beliau adalah orang nomor satu di MIMOS Malaysia
sebuah lembaga yang memimpin pergerakan
Malaysia Multimedia Supercoridor yang sangat terkenal itu.
Beberapa minggu yang lalu Pak Tengku pensiun dari posisi-nya,
beliau sekarang menjadi orang bebas seperti saya.
Iseng saya tanyakan pendapat beliau tentang WSIS 2005.

Pak Tengku berpendapat bahwa WSIS 2005 baik sekali 
dalam hal mendorong negara-negara untuk lebih terbuka
untuk menjadi open society. Open Society Opens Opportunity,
yang artinya masyarakat yang terbuka akan membuka kesempatan usaha,
demikian kata Pak Tengku.

Menurut Pak Tengku secara umum hasil WSIS 2005 
adalah sepakat untuk tidak sepakat (agree to disagree).
Kebaikan event WSIS 2005, menjadi tempat bagi kita semua
untuk mengetahui, mengenal orang-orang dari banyak negara
dan mengetahui posisi masing-masing. Dengan demikian
kita jadi dapat mengira-ngira peta seluruh dunia
dan akan memudahkan kita nantinya dalam melakukan 
manouver / bergerak dalam melakukan penetrasi di tingkat dunia.

Bapak Emanuelle Llana atau lebih sering saya panggil nama kecilnya Boing
adalah deputy for ministry of information di Filipina.
Boing berpendapat bahwa hasil WSIS 2005 adalah sebuah
kompromi maksimal. Salah satu masalah yang besar
dari sisi Internet Governance
Amerika Serikat tidak melepas kekuasaannya atas root server Internet.
Root server adalah mesin tertinggi di Internet yang mengatur 
domain name untuk seluruh mesin di Internet.

Adanya Internet Governance Forum mungkin OK dan merupakan
solusi bagi filipina yang sedang berantem masalah
top level domain di filipina.

Ibu Chadamas Thuvasethakul pemimpin delegasi NECTEC Thailand
beliau juga merupakan wakil (deputy) dari NECTEC Thailand.
Chadamas berpendapat bahwa hasil dari WSIS 2005
sebetulnya tidak ada yang terlalu konkrit dan jelas
yang dapat berjalan. Dalam bahasa sederhananya WSIS 2005 ngambang.

Menurut Chadamas, dari dua isu besar dari WSIS 2005
Internet Governence dan Financial Mechanisms, keluaran yang ada
Internet Governance Forum relatif mengambang dan
Internet Solidarity Fund tidak menjadi kewajiban bagi
negara maju. Jadi tidak ada hasil yang terlalu menggigit dari WSIS 2005.

Tapi Thailand mungkin dapat mengambil manfaat dari
dokumen / deklarasi WSIS 2005. Dokumen deklarasi WSIS 2005
masih mungkin digunakan sebagai acuan & arah untuk aktifitas / proyek
ICT yang akan di adakan di Thailand.

Pada saat saya menulis saya masih mencari rekan saya
DR. Halim Man dari Malaysia, beliau adalah pimpinan delegasi Malaysia.